Get Domain...!!!

Senin, 24 Agustus 2009

Memanfaatkan Bulan Ramadhan dan Lebaran sebagai Motor Penggerak Perekonomian

Di luar sisi religusnya, bulan Ramadhan dan Lebaran ternyata mengandung sisi positif di mata perekonomian. Perekonomian negara kita dapat dikatakan tertolong oleh sebuah tradisi, yah tradisikonsumtif di bulan Ramadhan dan Lebaran, yaitu sebagai penggerak perekonomian mulai dari sektor mikro sampai sektor bisnis yang berskala besar.


Contoh kecil di sektor mikro, seiring dengan hadirnya bulan Ramadhan dan menyongsong Lebaran,aktivitas perdagangan di pasar-pasar tradisional meningkat, belum lagi aktivitas ekonomi di gang-gang kecil dan tempat-tempat lainnya yang sebelumnya bukan merupakan tempat berlangsungnyakegiatan ekonomi, disulap menjadi bidak-bidak kecil yang menjual berbagai makanan dan minumankhas Ramadhan. Dari sektor ini saja sudah terjadi perputaran uang yang cukup tinggi.


Perputaran uang yang semakin cepat tentunya semakin baik bagi perekonomian, seperti halnya peredaran darah, peredaran darah semakin lancar tubuh semakin sehat, sebaliknya peredaran darah terganggu akan menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh/penyakit. Jika dalam perekonomian sebuah negara, peredaran uang yang terhambat dapat digambarkan dengan banyaknya uang yang menganggur di bank, konsumsi rendah, produksi terhambat, iklim investasi menjadi lesu, dan perekonomian turun.


Hal ini baru dipandang dari perputaran uang yang terjadi pada bulan Ramadhan dan Lebaran, belum dariefek berganda yang ditimbulkan dari adanya aktivitas ekonomi ini. Aktivitas ekonomi mikro, akan dapatmemberikan efek yang signifikan secara berganda pada perekonomian negara secara keseluruhan, Sebagai contoh :kita tarik mundur kegiatan ekonomi tersebut dari peningkatan pejualan makanan dan minuman, maka juga meningkatkan penjualan bahan baku, mulai dari beras, daging, tepung, sayuran. Jika ditarik lagi kebelakangada peningkatan pemakaian jasa transportasi dari petani ke pasar, jasa angkutnya, jasa penggudangan, dll yang berhubungan. Jika ditarik lagi kebelakang maka akan berpengaruh pada lini pertama, yaitu produsen atau petani.Banyaknya permintaan tentunya akan meningkatkan harga komoditas mereka dan memacu produktivitas mereka, dan jika ditarik lagi kebelakang maka akan ada pemakaian pupuk, jasa pekerja penggarap, makanan ternak, dan sektor lain yang berhubungan. Dari sektor mikro saja sudah cukup besar stimulus yang diberikan pada perekonomian kita. Belum kalo kita berbicara pada sektor yang lebih besar, misalnya sektor korporasi. Perputaran uang dan efek bergandanya akan lebih besar lagi.


Namun, momentum Ramadhan dan Lebaran ini bukannya tanpa masalah, tingginya konsumsi dapat mendorong terjadinya inflasi. Yang perlu dilakukan hanyalah bagaimana menyeimbangkan antara investasi, produksi dan konsumsi nasional, sehinggaperedaran uang di masyarakat yang tinggi dapat segera ditarik/diputar dalam investasi dan produksi. Hal ini akan,mencegah terjadinya ketimpangan peredaran uang dan menekan terjadinya inflasi.


Akan tetapi, hal baik masih berpihak pada kita, sebagai suatu kegiatan yang musiman, tentunya tingginya konsumsi sudahdapat diantisipasi sebelumnya dan mempersiapkan produksi yang mencukupi. Selain, itu kebutuhan untuk investasinyajuga dapat dianalisis mulai sejak awal. Dalam hal ini, keseimbangan antara investasi, produksi, dan konsumsi nasionalseharusnya dapat dianalisis dan dipersiapkan sejak awal. Secara garis besar, intinya momentum Ramadhan dan Lebaran tersebut seharusnya dimanfaatkan secara optimal sebagai penggerak perekonomian rakyat atau instrumen penggerak ekonomi kerakyatan.