Korupsi..... Suatu biang kerok ketidakefisienan di negeri ini. Negeri ini kaya, sumber daya yang melimpah, baik hutannya, mineral di perut bumi, kekayaan lautnya, berbagai sumber daya hayati, sungguh merupakan negeri anugerah Tuhan. Tapi mengapa rakyatnya miskin, kurang gizi, kelaparan, putus sekolah, sekali lagi tidak lepas dari korupsi yang sudah membudaya di negeri ini.
Lalu mengapa sedemikian besar dampaknya dalam perekonomian? Semua ini karena korupsi, menyebabkan peristiwa ekonomi yang terjadi tidak berada pada titik equilibrium, sehingga menimbulkan ketidakefisienan.
Suatu contoh kasus, ada suatu proyek pembangunan jembatan. Nah disini terjadi 'kongkalikong' antara kontraktor dengan pemberi tender/proyek. Dalam hal ini, kontraktor memberikan harga tawaran, tentunya sudah termasuk biaya 'kongkalikong' tadi, dan sebagai akibatnya harga proyek pembangunan jembatan ini lebih tinggi dari yang seharusnya. Wajar... Sebagai kontraktor mereka tidak mau rugi, margin tetap, biaya 'kongkalikong' dimasukkan sebagai tambahan harga proyek. Yang tidak wajar ialah
1. Mengapa harus ada 'kongkalikong' tersebut, yang tentunya menimbulkan persaingan yang tidak sehat, bahkan dapat dimungkinkan terjadinya monopoli dalam bisnis.
2. Secara umum, korupsi ini merugikan khalayak banyak, seperti contoh kasus diatas dimana harga menjadi lebih tinggi, dan menguntungkan sebagian kecil pihak yang mendapatkan hasil dari 'kongkalikong' tersebut.
3. Belom lagi jika si kontraktor serakah. Margin ditinggikan, mutu diabaikan. Lagi-lagi khalayak umum ya jadi korban.
Yah.. Apa mau dikata, korupsi sudah menjadi budaya di negara ini, mulai dari korupsi kecil-kecilan, menyelewengkan uang parkir, pungutan liar untuk pengurusan surat-surat, uang keamanan pedagang kaki lima, ampe korupsi besar-besaran yang dilakukan sendiri maupun rame-rame. Baik sadar maupun tidak, mengeruk uang rakyat untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, negara makin miskin, orang-orang 'tertentu' semakin kaya. Bahkan kesenjangan sudah terlihat jelas di masa ini.
Inilah salah satu dampak terburuk dari korupsi, menimbulkan kesenjangan sosial yang makin tinggi. Uang yang seharusnya memiliki dampak berganda untuk masyarakat, ketika digunakan secara efektif dan efisien dalam menyokong program-program pemerintah, hanya berdampak pada penumpukan harta pribadi bagi sebagian orang. Jadi, korupsi dari segi ekonomi dapat dikatakan sebagai senjata pembunuh masal suatu negara (dalam skala besar) atau perusahaan (dalam skala kecil). Begitu menakutkannya korupsi, layaknya kanker yang menggerogoti inangnya, sampai-sampai negeri Cina menggantung para koruptornya. Lalu bagaimana dengan negara kita?